Temper tantrum adalah suatu letupan kemarahan anak yang sering terjadi pada
anak menunjukkan sikap negativistik atau penolakan. Perilaku ini sering diikuti
dengan tingkah seperti menangis dengan keras, berguling-guling di lantai, menjerit,
melempar barang, memukul-mukul, menendang, dan berbagai kegiatan. Perilaku
tantrum dikatakan sebagai salah satu perilaku distruptif menurut APA dan
National Library of Medicine seperti yang tertulis berikut :
Perilaku tantrum dan membangkang, sering bertengkar, permusuhan, dan perilaku
mengganggu yang lazim di antara anak-anak usia 4 – 5 tahun. Biasanya meningkat pada
masa kanak-kanak tengah. Ketika pola perilaku seperti itu bertahan sampai usia
8 tahun, anak-anak (biasanya laki-laki) mungkin didiagnosis gangguan ingkar
(oppositional defiant disorder-ODD), sebuah pola pembangkangan, ketidakpatuhan,
dan permusuhan terhadap figur otoritas dewasa yang berlangsung selama paling
tidak 6 bulan dan jauh di luar batas perilaku anak-anak normal. Awal munculnya gejala
biasanya usia 8 tahun. Anak-anak dengan ODD terus menerus bertengkar,
berbantahan, mudah kehilangan kesabaran, merebut barang-barang, menyalahkan
orang lain, pemarah dan dongkol, memiliki sedikit teman, terus menerus
bermasalah di sekolah, dan menguji batas kesabaran orang dewasa.
Temper tantrum sering dialami pada anak usia dini karena ketidakmampuan
mereka dalam mengontrol emosi, mengungkapkan kemarahan dengan tepat, dan
terjadinya kondisi regresi atau fixasi dalam perkembangan. Menurut Freud, salah
satu self defence mechanism yang
sering dikembangkan oleh anak adalah dengan berhenti pada tahap perkembangan
sebelumnya dengan tidak mau menuntaskan tugas-tugas pada fase perkembangannya.
Mereka tidak berani memasuki fase perkembangan berikutnya, karena kecemasan
terhadap tuntutan yang lebih pada fase yang lebih tinggi. Contohnya, pada anak
TK yang masih menunjukkan perilaku temper tantrum secara terus menerus, atau
masih terus minum susu dengan menggunakan dot, atau masih selalu mengompol dan
BAB di celana.
Izzaty dalam Riana Mashar , menyatakan bahwa beberapa ahli menyebutkan
penyebab temper tantrum yang paling umum terjadi pada anak karena beberapa hal,
yaitu frustasi, lapar, sakit, kemarahan, kecemburuan, perubahan dalam
rutinitas, serta tertekan dirumah dan disekolah.
Terdapat 3 jenis tantrum yang sering terjadi pada anak usia dini:
a.
Manipulative Tantrum
Manipulative tantrum
merupakan salah satu bentuk tantrum yang terjadi karena dibuat-buat oleh anak.
Biasanya anak melakukan hal ini dengan alasan menggunakan cara tantrum ini
sebagai senjata dia untuk mendapatkan apa dia inginkan, atau mencari perhatian.
b.
Verbal frustration
tantrum
Anak yang mengalami verbal frustration tantrum cenderung menujukkan
kemarahan yang berlebih dengan mengomel, banyak bicara sambil menangis dan meraung.
c.
Temperramental Tantrum
Perilaku anak yang menunjukkan temperramental tantrum, biasanya tidak cukup
diatasi oleh orang tua atau guru saja. Tetapi, membutuhkan bantuan ahli
seperti: konselor dan psikolog.
Terdapat beberapa
gejala yang dapat muncul pada anak temper tantrum, yaitu:
1.
Anak memiliki kebiasaan
tidur, makan, dan buang air besar tidak teratur.
2.
Sulit beradaptasi
dengan situasi, makanan dan orang-orang baru
3.
Lambat beradaptasi terhadap
perubahan yang terjadi.
4. Mood atau suasanan
hatinya lebih seing negatif. Anak sering merespons sesuatu dengan penolakan
5.
Mudah dipengaruhi
sehingga timbul perasaan marah atau kesal.
6.
Perhatiannya sulit
dialihkan.
7. Memiliki perilaku yang
khas, seperti: menangis, menjerit, membentak, menghentak-hentakkan kaki,
merengek, mencela, mengenalkan tinju, membanting pintu, memecahkan benda,
memaki, mencela diri sendiri, menyerang kakak/adik atau teman, mengancam, dan
perilaku-perilaku negatif lainnya.
Sumber :
Gerald, Davidson C. Dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT Raja Grafindo PersadaLinda, De Clerq. 1997. Tingkah Laku Abnormal. Jakarta: PT GrasindoRini, Hildayani. 2011. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas TerbukaHurlock, Elizabeth B. 2011. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar