Minggu, 20 Desember 2015

Temper Tantrum



Temper tantrum adalah suatu letupan kemarahan anak yang sering terjadi pada anak menunjukkan sikap negativistik atau penolakan. Perilaku ini sering diikuti dengan tingkah seperti menangis dengan keras, berguling-guling di lantai, menjerit, melempar barang, memukul-mukul, menendang, dan berbagai kegiatan. Perilaku tantrum dikatakan sebagai salah satu perilaku distruptif menurut APA dan National Library of Medicine seperti yang tertulis berikut :

Perilaku tantrum dan membangkang, sering bertengkar, permusuhan, dan perilaku mengganggu yang lazim di antara anak-anak usia 4 – 5 tahun. Biasanya meningkat pada masa kanak-kanak tengah. Ketika pola perilaku seperti itu bertahan sampai usia 8 tahun, anak-anak (biasanya laki-laki) mungkin didiagnosis gangguan ingkar (oppositional defiant disorder-ODD), sebuah pola pembangkangan, ketidakpatuhan, dan permusuhan terhadap figur otoritas dewasa yang berlangsung selama paling tidak 6 bulan dan jauh di luar batas perilaku anak-anak normal. Awal munculnya gejala biasanya usia 8 tahun. Anak-anak dengan ODD terus menerus bertengkar, berbantahan, mudah kehilangan kesabaran, merebut barang-barang, menyalahkan orang lain, pemarah dan dongkol, memiliki sedikit teman, terus menerus bermasalah di sekolah, dan menguji batas kesabaran orang dewasa.

Temper tantrum sering dialami pada anak usia dini karena ketidakmampuan mereka dalam mengontrol emosi, mengungkapkan kemarahan dengan tepat, dan terjadinya kondisi regresi atau fixasi dalam perkembangan. Menurut Freud, salah satu self defence mechanism yang sering dikembangkan oleh anak adalah dengan berhenti pada tahap perkembangan sebelumnya dengan tidak mau menuntaskan tugas-tugas pada fase perkembangannya. Mereka tidak berani memasuki fase perkembangan berikutnya, karena kecemasan terhadap tuntutan yang lebih pada fase yang lebih tinggi. Contohnya, pada anak TK yang masih menunjukkan perilaku temper tantrum secara terus menerus, atau masih terus minum susu dengan menggunakan dot, atau masih selalu mengompol dan BAB di celana.

Izzaty dalam Riana Mashar , menyatakan bahwa beberapa ahli menyebutkan penyebab temper tantrum yang paling umum terjadi pada anak karena beberapa hal, yaitu frustasi, lapar, sakit, kemarahan, kecemburuan, perubahan dalam rutinitas, serta tertekan dirumah dan disekolah.

Terdapat 3 jenis tantrum yang sering terjadi pada anak usia dini:

          a.          Manipulative Tantrum
      Manipulative tantrum merupakan salah satu bentuk tantrum yang terjadi karena dibuat-buat oleh anak. Biasanya anak melakukan hal ini dengan alasan menggunakan cara tantrum ini sebagai senjata dia untuk mendapatkan apa dia inginkan, atau mencari perhatian.

          b.         Verbal frustration tantrum
       Anak yang mengalami verbal frustration tantrum cenderung menujukkan kemarahan yang berlebih dengan mengomel, banyak bicara sambil menangis dan meraung.

         c.          Temperramental Tantrum
      Perilaku anak yang menunjukkan temperramental tantrum, biasanya tidak cukup diatasi oleh orang tua atau guru saja. Tetapi, membutuhkan bantuan ahli seperti: konselor dan psikolog.

        Terdapat beberapa gejala yang dapat muncul pada anak temper tantrum, yaitu:

1.      Anak memiliki kebiasaan tidur, makan, dan buang air besar tidak teratur.
2.      Sulit beradaptasi dengan situasi, makanan dan orang-orang baru
3.      Lambat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi.
4.    Mood atau suasanan hatinya lebih seing negatif. Anak sering merespons sesuatu dengan penolakan
5.      Mudah dipengaruhi sehingga timbul perasaan marah atau kesal.
6.      Perhatiannya sulit dialihkan.
7.  Memiliki perilaku yang khas, seperti: menangis, menjerit, membentak, menghentak-hentakkan kaki, merengek, mencela, mengenalkan tinju, membanting pintu, memecahkan benda, memaki, mencela diri sendiri, menyerang kakak/adik atau teman, mengancam, dan perilaku-perilaku negatif lainnya.



Sumber :

Gerald, Davidson C. Dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT Raja Grafindo PersadaLinda, De Clerq. 1997. Tingkah Laku Abnormal. Jakarta: PT GrasindoRini, Hildayani. 2011. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas TerbukaHurlock, Elizabeth B. 2011. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar