Minggu, 20 Desember 2015

Stres Pengasuhan (Parenting Stress)



Dalam ilmu biomedis stres diartikan sebagai respons organisme terhadap stimulasi yang merugikan atau tidak menyenagkan. Dalam psikologi stres dipahami sebagai proses yang dijalani seseorang ketika berinteraksi dengan lingkungannya. Deater-Deckard (2004) mendefinisikan stres pengasuhan sebagai serangkaian proses yang membawa pada kondisi psikologis yang tidak disukai dan reaaksi psikologis yang muncul dalam upaya beradaptasi dengan  tuntutan peran sebagai orang tua.
Bila ditunjau dari penyebab dan akibat stres pengasuhan terdapat dua pendekatan yang utama  yaitu :

  1. Teori  P-C-R (parent-child-relationship)
Dari sudut pandang teori P-C-R, stres pengasuhan bersumber dari tiga komponen. Ketiganya adalah ranah orang tua (P, yaitu segala aspek stres pengsuhan yang muncul dari pihak orang tua), ranah anak (C, yaitu segala aspek stres pengasuhan yang muncul dari perilaku anak), dan ranah hubungan orang tua - anak (R, yaitu segala aspek stres pengasuhan  yang bersumber dari hubungan orang tua - anak).
Ketiga ranah stres pengasuhan tersebut pada akhirnya akan menyebabkan kemerosotan kualitas   dan efektivitas perilaku pengasuhan. Gejala-gejala yang muncul misalnya menurunnya ekspresi kehangatan, meningkatnya metode pendesiplinan yang keras, kurang konsistennya perilaku pengasuhan, dan menarik diri sepenuhnya dari peran pengasuhan. Penurunan kualitas pengasuhan ini pada gilirannya akan meningkatkan problem emosi dan perilaku anak, misalnya perilaku agresi, pembangkangan, kecemasan, dan kesedihan yang kronis. Dengan demikian pendekatan P-C-R memperlihatkan adany saling mempengaruhi antara orang tua dan anak atau bisa disebut dengan dua arah (bidirectional).
     2.   Teori Daily Hassles
Dari sudut pandang teori daily hassles, stres pengasuhan merupakan tipikal stres yang sering terjadi sehari-hari atau mingguan. Teori ini tidak menentang teori P-C-R, numun memperluas dan melengkapi. stres pengasuhan yang tipikal ini masih bersifat normal, dan belum sampai menimbulkan psikologis. Orang tua hanya perlu beradaptasi untuk mengatasi stres yang demikian ini.
Stres merupakan situasi yang biasa muncul dalam berbagai aspek kehidupan, tak terkecuali dalam pengasuhan anak. Strategi untuk menghadapi stres dapat dibedakan menjadi dua yaitu strategi coping yang memfokuskan pada problem atau emosi (problem-and-emotion-focused coping), dan strategi coping dengan cara mendekati atau menghindari stres (approach vs avoidant coping).
Secara umum, strategi yang memfokuskan pada masalah  dan strategi pemecahan masalah lebih efektif untuk mengurangi dapak stres pengasuhan dibandingkan dengan strategi yang memfokuskan pada emosi dan menghindari stres. Namun yang tak kalah penting dalam menghadapi stres adalah dukungan dari lingkungan , baik berupa dukungan instrumental maupun dukungan emosi, akan lebih membuat strategi mengatasi stres pengasuhan berjalan lebih efektif.
Meskipun menjadi orang tua merupakan suatu siklus yang alamiah dalam kehidupan, namun kemampuan untuk menjadi orang tua bukan kemampuan yang diperoleh begitu saja. menjadi orang tua, dalam arti nelahirkan anak dan mengasuhnya, perlu disadari sebagai sebuah pilihan dalam hidup, sebagaimana pilihan-pilihan hidup lainnya. Kesadaran pengasuhan merupakan modal penting untuk menciptakan ketahanan terhadap stres pengasuhan. dengan memiliki kesadaran pengasuhan, maka pelaksanaan tugas pengasuhan anak yang menghabiskan waktu dan melelahkan tidak terasakan sebagai beban. Kebahagiaan dan kepuasan akan dapat terasakan saat tugas pengasuhan membuahkan keberhasilan. kesadaran pengasuhan juga berperan membangkitkan kesiapan dan kesediaan untuk terus belajar guna menghadapi kesulitan-kesulitan yang muncul dalam melakukan tugas pengasuhan.

Sumber : Lestari,Sri.2012.Psikologi Keluarga Penanaman Nilai dan Penanganan Konflik Dalam Keluarga.Jakarta : Kencana Prenada Media Group 
 
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar