Rabu, 23 Desember 2015

Pengembangan Permainan Komputer Anak Usia Dini


Dunia anak adalah bermain, karena bermain merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Bermain juga merupakan tuntutan dan kebutuhan bagi anak usia Taman Kanak-kanak (TK). Dengan bermain anak dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan anak dalam dimensi motorik kognitif, kreativitas, bahasa, emosi, nilai sosial dan sikap hidup. Bermain dapat membawa harapan dan ambisi tentang dunia yang memberikan dan memungkinkan anak berkhayal seperti sesuatu atau seseorang. Melalui bermain anak akan belajar mengendalikan diri sendiri, memahami kehidupan, memahami dunianya. Jadi bermainmerupakan cermin perkembangan anak.

Dalam era globalisasi seperti saat ini, komputer telah menjadi bagian hidup dari masyarakat, tidak hanya orang dewasa, tetapi juga bagi anak-anak. Sehingga dapat digunakan sebagai media pembelajaran bagi anak dengan memanfaatkan permainan edukatif yang dapat diinstal di komputer.


Menurut Isenberg dan Jacobe dalam Suratno (2005), alat permainan yang optimal adalah alat permainan yang mampu merangsang dan menarik minat anak, sekaligus mampu mengembangkan berbagai jenis kemampuan anak dan tidak membatasi hanya pada satu aktivitas tertentu saja atau yang disebut sebagai "open-ended plaything".

Dalam dunia pendidikan, khususnya untuk anak usia dini, komputer sangat membantu sebagai media pembelajaran, alat uji dan alat peraga dalam proses belajar mengajar di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Namun dalam penggunaan Komputer di PAUD tetap memerlukan peran pengajar / guru agar anak dapat berinteraksi dengan komputer sesuai dengan kebutuhannya.

       Keuntungan belajar komputer sejak dini bagi anak diantaranya:
1.   Meningkatkan perkembangan kepribadian. Program komputer memungkinkan anak melakukan kesalahan, memperbaiki, dan mencoba lagi tanpa takut dimarahi. Anak jadi terbiasa berani mengambil risiko, memiliki sifat yang lebih independen, dan lebih percaya diri.

2. Meningkatkan keterampilan belajar. Penelitian menunjukkan, anak yang menggunakan komputer memiliki performa akademis lebih baik.

3.      Menstimulasi kreativitas dan imajinasi. Pemrograman komputer, walau sederhana akan terasa menantang bagi anak. Anak belajar mengidentifikasi masalah, menganalisa pilihan, dan memilih solusi terbaik. Batasan anak dalam membuat program hanyalah imajinasinya sendiri.

       Beberapa Contoh Software Permainan Untuk Anak Usia Dini :

1.      Cerdas
      Program Pembelajaran Anak CERDAS (cermat, rajin, & asik) adalah salah satu program buatan lokal yang cukup komplit untuk edukasi anak usia dini. Program yang di buat menggunakan Macromedia Director ini meliputi pembelajaran Membaca, Menggambar, Mengitung dan Game Cerdas. Berikut adalah tampilan awal program pembelajaran anak cerdas : 
Isi dari program ini antara lain :
      a.     Mengenal huruf A – Z , huruf kapital & kecil, beserta video cara penulisanb.      Mengenal Angka 1 – 20c.       Mengenal Nama hewan & benda sekitard.      Mengenal Suara hewan sekitare.       Menggambar unikf.       Belajar menghitung gambarg.      Kuis berhitung & Kuis menebak suara hewanh.      Game Puzzle
2.      Childsplay
      Childsplay adalah kumpulan aktivitas pendidikan untuk anak-anak dan berjalan pada Windows, OSX, dan Linux. Childsplay dapat digunakan di rumah, taman kanak-kanak dan pra-sekolah.Childsplay menyenangkan dan menyediakan cara untuk membiarkan anak-anak menggunakan komputer dan pada saat yang sama mengajari mereka sedikit matematika, huruf dari Abjad, ejaan, koordinasi mata-tangan dll. Childsplay adalah bagian dari proyek schoolsplay.org.      Permainan chidsplaay terdiri dari berbagai pilihan permainan yang dirancang untuk anak usia dini.
      a.       Mengenal suara binatang
b.      Menyusun puzzle sederhana
c.       Bermain bilyard sederhana
d.      Mengenal angka dan operasi dalam matematika
e.       Mengelompokan suara yang sama

     3.  Fitur Permainan Komputer Drawing For Children
    Karena dikhususkan untuk anak-anak, program ini tidak perlu membaca panduannya untuk memainkan atau mempelajarinya. Anak-anak cukup diberikan contoh bagaimana memilih menu dan menarik gambar masuk ke area gambar dalam software ini yang telah disediakan. 
     Cara terbaik untuk membuat anak atau murid cepat menguasaia software ini adalah dengan mencoba menggunakan semua tombol yang ada di dalamnya. Dengan tombol yang simple sesuai dengan gambar yang ada di tombol tersebut benar-benar membuat sangat mudah di mainkan. 
     Fitur permainan komputer drawing for children memuat tombol yang sangat umum biasa anak-anak lihat, seperti menggambar garis, lingkaran, kotak, persegi panjang dan lain sebagainya. Selain itu terdapat juga gambar jalan raya, jalan kereta api, lampu lalu lintas, rumput, balon dan masih banyak lagi yang dapat ditemukan dalam program ini.   Ada banyak pilihan menggambar menggunakan pena berbeda dan banyak jenisnya, perangko, cliparts, latar belakang, dan efek khusus. Program komputer ini memiliki fitur sangat lengkap untuk anak-anak. 
     Selain itu anak atau murid Anda akan di manjakan dengan cara kerja permainan ini dengan sistem drag and drop atau lebih kita kenal dengan cara klik kiri untuk memilih tombol yang di inginkan dan menggesernya diarea gambar, seketika gambar sudah tersedia dan mirip dengan bentuk yang kita pilih.

Terima Kasih....
Semoga Bermanfaat... ^_^ 

Tunalaras



Anak yang mengalami gangguan tingkah laku lebih dikenal dengan istilah tunalaras. Tunalaras menampakkan suatu perilaku penentangan yang terus-menerus kepada masyarakat, kehancuran suatu pribadi, serta kegagalan dalam belajar di sekolah.

Anak tunalaras sering juga disebut anak tunasosial karena tingkah laku anak ini menunjukkan penentangan terhadap norma-norma sosial masyarakat yang berwujud seperti mencuri, mengganggu, dan menyakiti orang lain. Dengan kata lain menyusahkan lingkungan.). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun 1977 menetapkan batasan anak tunalaras adalah anak yang berumur 6 – 17 tahun dengan karakteristik bahwa anak tersebut mengalami gangguan emosi dan berkelainan tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sehingga dapat dipahami bahwa anak usia dini baru dapat dikatakan mengalami gangguan ketunalarasan adalah ketika mereka memasuki usia 6 – 8 tahun.

Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan, maka Sutjiani Somantri mendefinisikan tunalaras sebagai anak yang mengalami hambatan emosi dan tingkah laku sehingga kurang dapat atau mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan baik terhadap lingkungannya dan hal ini mengganggu situasi belajarnya. Sedangkan S.A. Bratanata mengemukakan bahwa “anak tunalaras dicirikan oleh seberapa jauh anak itu terlihat dalam tindakan kenakalan, tingkat kelaianan emosinya, dan status sosialnya”

Secara garis besar, anak tunalaras dapat diklasifikasikan sebagai anak yang mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial, dan yang mengalami gangguan emosi. Tiap jenis anak tersebut dapat dibagi lagi sesuai dengan berat dan ringannya kelainan yang dialaminya.

Demikian pula dengan anak yang mengalami gangguan emosi, mereka dapat diklasifikasikan menurut berat atau ringannya masalah atau gangguan yang dialaminya. Anak-anak ini mengalami kesulitan dalam menyesuaikan tingkah laku dengan lingkungan sosialnya karena ada tekanan-tekanan dari dalam dirinya. Adapun anak yang mengalami gangguan emosi diklasifikasikan sebagi berikut:

a.       Neurotic behavior (perilaku neurotik)
Anak pada kelompok ini masih bisa bergaul dengan orang lain, akan tetapi mempunyai permasalahan pribadi yang tidak mampu diselesaikannya. Mereka sering dan mudah sekali dihinggapi perasaan sakit hati, perasaan marah, cemas dan agresif, serta rasa bersalah di samping juga kadang-kadang mereka melakukan tindakan lain seperti yang dilakukan oleh anak unsosialized (mencuri, bermusuhan). Anak pada kelompok ini dapat dibantu dengan terapi seorang konselor. Keadaan neurotik ini biasanya disebabkan oleh keadaan atau sikap keluarga yang menolak atau sebaliknya, terlalu memanjakan anak serta pengaruh pendidikan yaitu karena kesalahan pengajaran atau juga adanya kesulitan belaajr yang berat.

b.      Children with psychotic processes
Anak pada kelompok ini mengalami gangguan yang paling berat sehingga memerlukan penanganan yang lebih khusus. Mereka sudah menyimpang dari kehidupan yang nyata, sudah tidak memiliki kesadaran diri serta tidak memiliki identitas diri. Adanya ketidaksadaran ini disebabkan oleh gangguan pada sistem syaraf sebagai akibat dari keracunan. Misalnya: minuman keras dan obat-obatan. Oleh karena itulah usaha penanggulannya lebih sulit karena anak tidak dapat berkomunikasi, sehingga layanan pendidikan harus disesuaikan dengan kemajuan terapi dan dilakukan pada setiap kesempatan yang memungkinkan.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui anak yang tunalaras, yaitu:
1.      Psikotes
Psikotes dilakukan untuk mengetahui kematangan sosial dan gangguan emosi. Sedangkan alat tes yang lain yaitu tes proyektif yang memiliki beberapa jenis tes yaitu :
a.    Tes Rorchach
Tes ini memberikan gambaran mengenai keseluruhan kepribadian, kelainan dan perlunya psikoterapi. Gambaran ini ditafsirkan dari reaksi anak terhadap gambar-gambar yang terbuat dari tetesan tinta.

b.   Thematic Apperception Test (TAT)
Tes ini memperlihatkan berbagai situasi-emosi dalam bentuk gambar-gambar. Gambaran kepribadian nampak dari tafsiran anak mengenai situasi emosi tersebut untuk itu disediakan skala khusus.

c.    Tes Gambar Orang
Dalam tes ini persoalan-persoalan emosi nampak dari gambar yang harus dibuat oleh anak. Gambarnya ialah seorang laki-laki dan seorang perempuan.

d.   Dispert Fable Tes.
Tes ini memberikan gambaran mengenai: iri hati, rasa dosa, rasa cemas, tanggapan terhadap diri sendiri, ketergantungan kepada orang tua, dan sebagainya.

2.      Sosiometri
Sosiometri adalah alat tes yang digunakan untuk melihat/ mengetahui suka atau tidaknya seseorang.

3.      Membandingkan dengan tingkah laku anak pada umumnya
Keadaan tunalaras dapat diketahui dengan jalan membandingkan tingkah laku anak dengan tingkah laku anak pada umumnya. Pekerjaan membandingkan boleh dilakukan oleh setiap orang dewasa.

4.      Memeriksakan ke Klinik Psikiatri Anak.
Bentuk usaha lain untuk mengetahui anak tunalaras adalah dengan memeriksakan ke klinik psikiatri anak. Tugas pokoknya ialah melakukan usaha rehabilitasi dan penyembuhan terhadap mereka yang mengalami kelainan psikis, tetapi juga dapat menetapkan apakah seseorang mempunyai kelainan tunalaras atau tidak.

Adanya gangguan emosi dan gangguan sosial karena penyesuaian yang salah (maladjustment) tanda-tandanya antara lain:
1.   Hubungan antar keluarga, teman sepermainan, teman sekolah, ditanggapi dengan tidak menyenangkan.
2.      Segan bergaul, terasing.
3.      Suka melarikan diri dari tanggung-jawab.
4.  Menangis, kecewa, berdusta, menipu, mencuri, menyakiti hati dan sebagainya, atau sebaliknya, sangat ingin dipuji, tak pernah menyulitkan orang lain dan sebagainya.
5.      Tidak mempunyai inisiatif dan tanggung jawab, kurang keberanian dan sangat tergantung pada orang lain.
6.      Agresif terhadap diri sendiri, curiga, acuh tak acuh, banyak khayal.

7.  Memperlihatkan perbuatan gugup misalnya: menggigit kuku, komat-kamit, dan sebagainya.

Semoga bermanfaat.... ^_^

Minggu, 20 Desember 2015

Temper Tantrum



Temper tantrum adalah suatu letupan kemarahan anak yang sering terjadi pada anak menunjukkan sikap negativistik atau penolakan. Perilaku ini sering diikuti dengan tingkah seperti menangis dengan keras, berguling-guling di lantai, menjerit, melempar barang, memukul-mukul, menendang, dan berbagai kegiatan. Perilaku tantrum dikatakan sebagai salah satu perilaku distruptif menurut APA dan National Library of Medicine seperti yang tertulis berikut :

Perilaku tantrum dan membangkang, sering bertengkar, permusuhan, dan perilaku mengganggu yang lazim di antara anak-anak usia 4 – 5 tahun. Biasanya meningkat pada masa kanak-kanak tengah. Ketika pola perilaku seperti itu bertahan sampai usia 8 tahun, anak-anak (biasanya laki-laki) mungkin didiagnosis gangguan ingkar (oppositional defiant disorder-ODD), sebuah pola pembangkangan, ketidakpatuhan, dan permusuhan terhadap figur otoritas dewasa yang berlangsung selama paling tidak 6 bulan dan jauh di luar batas perilaku anak-anak normal. Awal munculnya gejala biasanya usia 8 tahun. Anak-anak dengan ODD terus menerus bertengkar, berbantahan, mudah kehilangan kesabaran, merebut barang-barang, menyalahkan orang lain, pemarah dan dongkol, memiliki sedikit teman, terus menerus bermasalah di sekolah, dan menguji batas kesabaran orang dewasa.

Temper tantrum sering dialami pada anak usia dini karena ketidakmampuan mereka dalam mengontrol emosi, mengungkapkan kemarahan dengan tepat, dan terjadinya kondisi regresi atau fixasi dalam perkembangan. Menurut Freud, salah satu self defence mechanism yang sering dikembangkan oleh anak adalah dengan berhenti pada tahap perkembangan sebelumnya dengan tidak mau menuntaskan tugas-tugas pada fase perkembangannya. Mereka tidak berani memasuki fase perkembangan berikutnya, karena kecemasan terhadap tuntutan yang lebih pada fase yang lebih tinggi. Contohnya, pada anak TK yang masih menunjukkan perilaku temper tantrum secara terus menerus, atau masih terus minum susu dengan menggunakan dot, atau masih selalu mengompol dan BAB di celana.

Izzaty dalam Riana Mashar , menyatakan bahwa beberapa ahli menyebutkan penyebab temper tantrum yang paling umum terjadi pada anak karena beberapa hal, yaitu frustasi, lapar, sakit, kemarahan, kecemburuan, perubahan dalam rutinitas, serta tertekan dirumah dan disekolah.

Terdapat 3 jenis tantrum yang sering terjadi pada anak usia dini:

          a.          Manipulative Tantrum
      Manipulative tantrum merupakan salah satu bentuk tantrum yang terjadi karena dibuat-buat oleh anak. Biasanya anak melakukan hal ini dengan alasan menggunakan cara tantrum ini sebagai senjata dia untuk mendapatkan apa dia inginkan, atau mencari perhatian.

          b.         Verbal frustration tantrum
       Anak yang mengalami verbal frustration tantrum cenderung menujukkan kemarahan yang berlebih dengan mengomel, banyak bicara sambil menangis dan meraung.

         c.          Temperramental Tantrum
      Perilaku anak yang menunjukkan temperramental tantrum, biasanya tidak cukup diatasi oleh orang tua atau guru saja. Tetapi, membutuhkan bantuan ahli seperti: konselor dan psikolog.

        Terdapat beberapa gejala yang dapat muncul pada anak temper tantrum, yaitu:

1.      Anak memiliki kebiasaan tidur, makan, dan buang air besar tidak teratur.
2.      Sulit beradaptasi dengan situasi, makanan dan orang-orang baru
3.      Lambat beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi.
4.    Mood atau suasanan hatinya lebih seing negatif. Anak sering merespons sesuatu dengan penolakan
5.      Mudah dipengaruhi sehingga timbul perasaan marah atau kesal.
6.      Perhatiannya sulit dialihkan.
7.  Memiliki perilaku yang khas, seperti: menangis, menjerit, membentak, menghentak-hentakkan kaki, merengek, mencela, mengenalkan tinju, membanting pintu, memecahkan benda, memaki, mencela diri sendiri, menyerang kakak/adik atau teman, mengancam, dan perilaku-perilaku negatif lainnya.



Sumber :

Gerald, Davidson C. Dkk. 2006. Psikologi Abnormal. Jakarta: PT Raja Grafindo PersadaLinda, De Clerq. 1997. Tingkah Laku Abnormal. Jakarta: PT GrasindoRini, Hildayani. 2011. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas TerbukaHurlock, Elizabeth B. 2011. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga.